Organisasi Pangan Dunia (Food and Agriculture Organization atau FAO) memprediksi bahawa akibat wabak COVID19 bisa berdampak pada krisis pangan Dunia, tak terkecuali negara kita Indonesia, dan saat ini sudah mulai terlihat sedikit demi sedikit.

Soal beras saat ini menurut pengamat dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Rusli Abdullah mengatakan, akhir tahun ini Indonesia diperkirakan surplus beras cuma sebesar 2,8 juta ton, yang mana hanya cukup untuk kebutuhan makan sebulan yaitu 2.5 juta ton.

Beliau juga berpendapat bahawa, rencana Pemerintah untuk mencetak ratusan hektar (Ha) lahan sawah baru, tidak akan dapat menjawab prediksi FAO yang dinilai darurat akibat wabak COVID19 yang sudah di depan mata.

Ia juga menyatakan bahawa beberapa negara eksportir beras seperti Vietnam, Taiwan dan India juga sudah membatasi pengiriman beras mereka ke Indonesia sebab mereka perlu memenuhi kebutuhan domestik mereka dahulu.

Untuk Provinsi Riau, Luas lahan padi di Riau pada 2019 diperkirakan sebesar 63.140 hektare (ha) atau mengalami penurunan sebanyak 8.310 ha (11,63 persen) dibandingkan tahun 2018.

Meski pun telah banyak usaha yang telah diambil, namun upaya pemerintah daerah masih belum banyak mendongkrak produksi padi. Bahkan, Riau hingga kini hanya mampu memenuhi 30 persen dari kebutuhan beras penduduknya yang mencapai sekitar 6 juta jiwa.

Yang sangat menyedihkan, Negara kita sebagai negara agraria terbesar di dunia, yang mempunyai alam yang sangat subur, yang terdiri dari 17.504 pulau, dengan luas daratan 1.922.570 km persegi dan luas perairan 3.257.483 km persegi, tidak sepatutnya kita kekurangan makanan, namun pada kenyataannya negara kita masih sangat bergantung kepada negara asing dalam memenuhi keperluan pangan rakyatnya.

Sejak lama dahulu Bapak Kemerdekaan kita Bung Karno, telah bicara panjang lebar tentang pangan dan masa depan Bangsa, Pada saat peletakan batu pertama Fakultas Pertanian Universitas Indonesia pada 27 April 1952, yang kini bernama Institut Pertanian Bogor (IPB), diantaranya beliau berkata “Agriculture is about alive or dead”.


USAHA MENGHASILKAN BAHAN PANGAN

Pangan adalah segala yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi manusia, termasuk bahan tambahan pangan dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan pembuatan makanan atau minuman tersebut.

Makanan merupakan kebutuhan yang kritis bagi manusia, karena ianya merupakan sumber protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral yang diperlukan tubuh sebagai sumber energi untuk kegiatan fisik, pertumbuhan, mempertahankan jaringan dan mengatur proses metabolisme.

Ada beberapa cara manusia mendapatkan makanan antara lain:

1. Nomaden, mengembara untuk berburu binatang liar.
2. Menetap, mengumpulkan bahan-bahan di sekitar tempat mereka tinggal, terutama berupa umbi umbian.
3. Menetap di suatu daerah dengan bertani, dengan menanam jenis-jenis tanaman yang dapat menghasilkan bahan makanan.

Pertanian adalah yang bidang terawal diusahakan oleh manusia sejak berkurun abad dahulu. Pertanian dalam kehidupan manusia adalah penting bagi memenuhi keperluan makanan untuk manusia meneruskan hidup.

Ciri-ciri tanaman pangan adalah, mempunyai kandungan karbohidrat yang tinggi, dapat dimakan, dapat dibudidayakan atau diakses oleh masyarakat dan petani dapat menanamnya.

Jenis-jenis tanaman pangan antara lain seperti: padi, sagu, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kentang, ganyong, sorgum, berjenis jenis talas, nipah, tebu dan lain sebagainya.

Pengolahan pangan dan bahan pangan adalah merupakan kegiatan merubah bahan  makanan menjadi siap saji atau setengah jadi dengan menggunakan metode atau teknik-teknik tertentu dengan tujuan untuk menjaga nilai gizi dan agar dapat disimpan untuk jangka waktu yang panjang.

Pada abad ini pun masih ada sebagian kecil dari masyarakat yang hidup dari hasil buruan atau hidup mengembara, seperti suku-suku asli yang belum terlibat dengan kemajuan teknologi yang ada pada saat ini.


PERTANIAN MENURUT ISLAM

Pentingnya pertanian dalam pandangan Islam dapat dilihat dari banyaknya ayat al-Quran yang menceritakan mengenai hasil tanaman dan buah-buahan yang beraneka macam.

Kegiatan pertanian dari aspek akidah dapat mendekatkan diri seseorang kepada Allah swt. Hal ini kerana tanda kebesaran Allah swt dapat dilihat dengan jelas dalam proses kejadian tumbuh-tumbuhan yang ditanaman.

Menjalankan usaha pertanian akan lebih membuatkan seseorang itu memahami hakikat sebenar tawakal kepada Allah swt dan beriman kepada kekuasaanNya.

Petani walaupun perlu bekerja keras dan mengerahkan segala kepakaran untuk menjayakan usaha pertaniannya, namun tetap saja yang menumbuhkan, yang memberikan hasil adalah Allah swt. Jika Allah swt takdirkan sesuatu tanaman itu hidup, maka tanaman itu akan hidup dan tidak mengecewakan petani. Namun jika Allah swt menginginkan sebaliknya maka itulah ketetapan takdir Allah swt.

Allah swt berfirman yang bermaksud:

"Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman".
(Surah aI-An'am: 99)

Rasulullah saw juga pernah sabdanya yang bermaksud:

“Andainya kiamat tiba dan pada seseorang daripadanya kamu ada sebatang anak kurma, maka hendaklah dia tanpa berlengah-lengah lagi menanamnya”.
(HR. Imam Ahmad)

Hadith di atas menggambarkan kepada kita betapa pentingnya bidang pertanian sehinggakan hampir kiamat sekali pun masih digalakkan lagi untuk kita bercucuk tanam.

Selain itu bidang pertanian bagi umat Islam adalah antara cara mudah bagi mendapat pahala dan ganjaran daripada Allah swt, selain mendapat manfaat atau pendapatan yang halal dari hasil pertanian.

Rasulullah saw bersabda yang bermaksud:

“Tiada seorang Muslim pun yang bertani, lalu hasil pertaniannya dimakan oleh burung atau manusia atau binatang, melainkan dia akan menerima pahala di atas hal itu.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam hadith lain, Baginda saw bersabda yang maksudnya:

“Tiada seorang lelaki menanam sesuatu tanaman, melainkan Allah menetapkan baginya ganjaran sebanyak jumlah buah yang dihasilkan oleh tanaman berkenaan.”
(HR. Imam Ahmad)

Tidak lama setelah tiba di Madinah, Baginda saw menggalakkan usaha dalam bidang pertanian dipertingkatkan. Bumi Madinah yang sememangnya subur perlu diusahakan dengan lebih giat. Kaum Muhajirin yang berhijrah bersama Baginda saw diarahkan supaya dapat bekerjasama dengan kaum Ansar iaitu penduduk asal Madinah dalam mengusahakan kegiatan pertanian.

Dalam hal ini Rasulullah saw bersabda yang maksudnya:

“Sesiapa yang memiliki tanah, hendaklah dia mengusahakannya, namun jika dia tidak berupaya melakukannya, maka hendaklah diberikan kepada saudaranya (supaya diusahakan) dan janganlah dia menyewakannya.”
(HR. Abu Daud)

Sabda Baginda saw yang lain:

“Carilah rezeki dari khazanah bumi.”
(HR. Tabrani)

Rasulullah saw amat menitik beratkan umatnya supaya menceburi bidang pertanian dan penternakan. Baginda saw sendiri sebagai contoh bagi umatnya telibat langsung dalam aktivitas penternakan mengembala kambing sejak baginda saw kecil.

Dari segi hukum pula, bertani menjadi wajib hukumnya jika pihak pemerintah mengeluarkan perintah kepada seseorang yang mempunyai kepakaran dan kemahiran dalam bidang pertanian yang diperlukan negara atau masyarakat dan tidak ada orang lain yang mampu melakukannya.

Namun, apabila ada ramai petani yang mampu melakukan usaha sedemikian, maka hukumnya menjadi fardu kifayah kepada sesiapa melakukannya demi kepentingan masyarakat umum.

Kebanyakan fuqaha Islam berpendapat bahawa pertanian adalah lebih afdal dan utama berbanding perniagaan dan perusahaan atau perkilangan. Hal ini karena manfaat pertanian itu sendiri lebih penting dan luas sebagai fungsinya menjadi sumber bekalan makanan bagi umat.

Hal ini sangat tepat, jika kita tinjau dari situasi global yang berlaku hari ini. Efek selepas pandemi covid19 digambarkan akan mengakibatkan kegoncangan krisis emonomi besar-besaran di seluruh dunia dan ia sudah pun mulai kita rasakan.

Negara-negara yang tidak mempersiapkan ketahanan pangan dan selama ini banyak bergantung dari sumber impor asing sudah tentu akan terdampak masalah pangandi samping sangat beresiko berhadapan ancaman sabotase bahkan penjajahan asing.


LANGKAH-LANGKAH YANG PERLU DIAMBIL SESEGERA MUNGKIN

Untuk mengantisipasi keadaan ini antara lain adalah:
1.  Masyarakat secara berkelompok, memanfaatkan semua lahan kosong yang ada di sekitarnya. Hal ini sebaiknya diprakarsai oleh Kepengurusan Masjid atau Musholla secara bersama sama, supaya mudah mendapatkan izin dari pemilik lahan kosong tersebut.

2. Masyarakat hendaknya menanam bermacam jenis tanaman pangan, bukan saja fokus kepada padi saja, tapi juga ubi-ubian yang dapat digunakan sebagai bahan makanan pengganti nasi.

3. Bersamaan dengan itu masyarakat hendaknya juga mulai menggiatkan bidang peternakan seperti berternak ayam, kambing, kerbau dan lainnya termasuk juga perikanan, minimal untuk memenuhi keperluan masyarakat sehari hari.

4. Disarankan pada orang tua untuk mengarahkan generasi muda, anak-anak kita supaya menyukai bidang pertanian, peternakan dan perikanan, supaya kehidupan kita damai, tidak ada kekacauan disebabkan karena kekurangan makanan.

5.  Minta nasehat dari para pakar Pertanian, Peternakan dan Perikanan yang ada dalam masyarakat kita dan letakkan mereka sebagai orang yang ikut bertanggung jawab untuk melancarkan usaha ini.

Adapun dari semua langkah-langkah di atas yang terpenting ialah usaha meningkatkan, nilai agama dan kerohanian di dalam masyarakat, tujuannya supaya masyarakat siap dalam mengharungi segala gejolak yang terjadi di tengah masyarakat yang kekurangan makanan, yang terutama sekali supaya penyertaan bantuan Allah swt hadir dalam setiap ujian yang kita hadapi. Karena sesungguhnya tiada sebaik-baik tempat bergantung harap kecuali hanya kepada Allah swt.

========================

Tulisan ini lahir dari kerisauan terhadap perkembangan yang terjadi di tengah masyarakat kita saat ini, semoga tulisan ini bisa diterima dan diaplikasikan oleh seluruh lapisan masyarakat kita.

Inilah tanggung jawab kita terhadap Bangsa dan Negara kita, tidak ada siapa yang akan memikirkan dan bertindak untuk kita, kecuali diri kita sendiri. Semoga Allah swt mudahkan dan ridhoi semua urusan kita. Aamiin yaa Robbal 'Aalamiin.

Sekian, Terimakasih.

Kamis, 14 Mei 2020

DR. Nurmawati Syakroni Apt. Ph.D
Bsc (Gadjah Mada Univ) Farmasi
Apt (Gadjah Mada Univ) Apoteker
MSc (UKM), Ph.D (UPM) Biologi Molekuler


Hubungi Kami

"Apakah anda punya masalah kesehatan? seperti kanker, kista, asam urat, diabetes, darah tinggi atau masalah kesehatan yang lain? Sementara anda juga sudah puas berobat ke Dokter/Rumah Sakit?"

"Di sini kami ingin membantu anda. Alhamdulillah dengan izin Allah SWT, ramai yang telah berhasil sembuh.. Bagaimana pula dengan anda?

Untuk pertanyaan atau konsultasi kesihatan,
hubungi pakar kami:

Dr. Nurmawati bt. Syakroni Apt. Ph.D
Pharmacist (UGM, Yogyakarta)
Microbiologist (UKM)
Moleculer Biologist (UPM)
+6019-3917945 (call/sms/whatsapp)

Atau hubungi wakil kami di Riau, Indonesia:

AS'AD TAMBUSAI
0813-72175729 (call/sms/whatsapp)
E-mail: annabaatriau@gmail.com

Atau buat temujanji
dan datang ke alamat kami:

RUMAH SEHAT AN-NABAAT
(DR. NURMAWATI SYAKRONI Apt. Ph.D)

Jln. Garuda Sakti Km. 7.5
Masuk Jln. Kijang Putih. Gg. Herbal
Desa Karya Indah. Kec Tapung
Kab. Kampar. 28464 Riau
Indonesia

Lihat google map:
https://goo.gl/maps/Rbzs39TPzau

WAKTU OPERASI:
Setiap Hari: Senin - Ahad
8.00 - 18.00 (WIB)

Video Herbal An-Nabaat